Peluang Peluang Investasi Industri Tekstil Garmen di Kabupaten Boyolali

Profil investasi

a. Kabupaten Boyolali sebagian besar (70%) merupakan lahan kering. Jenis industry tekstil yang sesuai dengan kondisi ini adalah industri Garmen dimana proses produksinya tidak membutuhan banyak sumberdaya air.
b. Merupakan industri yang membutuhkan banyak tenaga kerja khususnya wanita
c. Karakteristik Sumber daya manusia yang diperlukan bagi industri tekstil Garmen tidak menuntut pengusaan teknologi yang tinggi namun lebih kepada keterampilan pekerjanya. Sumber daya manusia yang diperlukan untuk industri ini banyak tersedia di Kabupaten Boyolali. Pada daerah-daerah tertentu dimana kepadatan dan pertumbuhan penduduknya tinggi seperti di kecamatan Ngeplak, cukup banyak tersedia tenaga kerja yang dapat dioptimalkan
d. Pangsa pasar produk garmen mayoritas adalah ekspor

Bahan Baku industri tekstil dapat berasal dari serat kapas maupun serat buatan seperti polyester dan rayon. Pada tahun 2012, Indonesia diperkirakan menjadi produsen serat rayon terbesar di dunia dengan adanya perluasan kapasitas produksi PT South Pacific Viscose dan PT Indorama Synthetics. Sedangkan untuk bahan baku tekstil yang berasal dari kapas sampai sekarang masih impor. Bahan baku utama untuk industri garment adalah kain, sedangkan bahan baku tambahan adalah aksesori seperti kancing, retsleting, renda-renda, label dan lain-lain. Sebagian besar bahan baku tersebut telah diproduksi di Indonesia.

Industri garmen membutuhkan tenaga kerja cukup banyak. Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja untuk kawasan Propinsi jawa tengah cukup banyak dan masih kompetitif dimana apabila dilihat dari upah minimum, Propinsi jawa tengah masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan Propinsi Jawa Barat maupun Jawa timur. Dari segi penguasaan teknologi pun cukup banyak tersedia tenaga kerja yang andal. Hal ini tentunya akan menentukan kemampuan daya saing industri tekstil khususnya yang berlokasi di Jawa Tengah.

Kementerian perindustrian telah menetapkan kabupaten Boyolali sebagai kawasan industry tekstil kering (Garmen). Kabupaten Boyolali memiliki lahan potensial yang bisa dimanfaatkan menjadi kawasan industri sekitar 272 -- 300 hektar. Kawasan tersebut dirancang untuk industri berbasis TPT terintegrasi, termasuk, menyiapkan infrastruktur dan fasilitas berupa pusat pelatihan dan inovasi. Nantinya kawasan industri tersebut akan diintegrasikan dengan sistem logistik kereta api terutama penghubung ke pelabuhan di Semarang. Pada saat ini sesuai dengan RTRW Kabupaten Boyolali maka Kawasan industry terletak di kecamatan Ngemplak.

Pemerintahan Kabupaten Boyolali dari tahun 2007 sampai tahun 2010 terus memperbaiki kondisi jalan dimana jalan dengan kondisi mantap terus mengalami peningkatan, sedangkan kondisi jalan sedang maupun tidak mantap menunjukan pengurangan. Pembangunan jalan tol Solo-Semarang dan jalan tol Solo-Ngawi yang melintasi wilayah Kabupaten Boyolali akan mempercepat pergerakan sektor perekonomian dan industri. Kelistrikan Kabupaten Boyolali berada di Jalur transmisi Jawa Bali. Banyak sumber pembangkit yang mensuplai transmisi ini mulai dari Paiton 3,Tanjur Awar-awar Pacitan, PLTU Cirebon dan yang akan dibangun di Jawa Tengah yaitu PLTU (2x1000MW) yang berlokasi di Kabupaten Batang.

Besaran investasi untuk membuat industry tekstil garmen tergantung dari output produksi yang ingin dihasilkan. Dari output produksi yang akan dihasilkan maka dapat dihitung kebutuhan Mesin, tenaga kerja dan sarana fisiknya. Apabila diinginkan 100,000 potong pakaian dihasilkan dalam 1 bulan maka diperlukan line produksi sekitar 10 line. Dengan Biaya investasi fisik (Bangunan dan Tanah) Rp 8,4 Milyar, mesin peralatan 10,4 Milyar dan Biaya lain-lain 3,8 Milyar maka dengan modal kerja awal sekitar 6,5 Milyar akan diperoleh keuntungan tiap bulan sekitar 4,4 Milyar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar